Jakarta - Menurut Suryamin, nilai ekspor Indonesia pada Mei 2013 mencapai US$
16,07 miliar. Angka ini meningkat 8,9 persen dibandingkan pada bulan
sebelumnya. Namun, jika dibandingkan dengan Mei 2012, nilai ekspor
menurun 4,49 persen. Secara kumulatif, ekspor Januari-Mei mencapai US$
76,25 miliar, turun 6,46 persen dibandingkan pada periode sama di 2012.
BPS juga mencatat nilai impor Mei 2013 mencapai US$ 16,66 miliar,
naik 1,22 persen dibanding pada bulan sebelumnya. Suryamin mengatakan
kenaikan impor disebabkan melambungnya impor non-minyak dan gas hingga
3,06 persen atau US$ 13,23 miliar.
Sebaliknya, impor minyak dan gas turun dari US$ 3,6 miliar
menjadi US$ 3,4 miliar. Penurunan impor minyak dan gas disebabkan oleh
anjloknya impor minyak mentah dan gas masing-masing sebesar US$ 383 juta
dan US$ 4,2 juta. Namun impor hasil minyak meningkat dari US$ 2 miliar
menjadi US$ 2,2 miliar. Secara kumulatif, nilai impor Januari-Mei
mencapai US$ 78,78 miliar, atau turun 1,18 persen dibandingkan periode
yang sama tahun sebelumnya.
Deputi Bidang Statistik dan Jasa BPS, Sasmito Hadi Wibowo,
mengatakan kemungkinan defisit masih akan terjadi hingga Agustus. Sebab,
konsumsi pada Juni-Agustus bakal mencapai titik tertinggi, seiring
dengan datangnya bulan puasa dan Idul Fitri. "Impor akan terus
meningkat."
Untuk ekspor, Sasmito mengatakan ada perbaikan seiring dengan
menguatnya harga komoditas unggulan. Minyak sawit mentah dan batu bara
bisa mendorong perbaikan.
Pelaksana tugas Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan,
Bambang Brodjonegoro, mengatakan penurunan impor akan menjadi pola baru.
Kenaikan impor menjelang puasa dan Lebaran bisa ditekan dengan kenaikan
harga bahan bakar minyak.
ANGGA SUKMA WIJAYA
Title : Impor Minyak Tinggi, Neraca Perdagangan Defisit
Description : Jakarta - Menurut Suryamin, nilai ekspor Indonesia pada Mei 2013 mencapai US$ 16,07 miliar. Angka ini meningkat 8,9 persen dibandingkan pa...